Abstraksi
EKSPOR
• Nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara
pada bulan Februari 2020 mengalami kenaikan dibandingkan bulan Januari 2020,
yaitu dari US$590,02 juta menjadi US$684,01 juta atau naik sebesar 15,93
persen. Bila dibandingkan dengan bulan Februari 2019, ekspor Sumatera Utara
mengalami kenaikan sebesar 18,83 persen.
• Golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar
Sumatera Utara pada Februari 2020 terhadap Januari 2020 adalah golongan lemak
dan minyak hewan/nabati sebesar US$77,06 juta (37,37%). Penurunan nilai ekspor
terbesar terjadi pada golongan berbagai produk kimia sebesar US$3,65 juta
(-5,82%).
• Ekspor ke Amerika Serikat pada Februari 2020 merupakan yang
terbesar yaitu US$79,47 juta diikuti India sebesar US$66,22 juta dan Tiongkok
sebesar US$44,14 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 27,75 persen.
• Menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada Februari
2020, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan
nilai US$203, 20 juta (29,71 persen).
IMPOR
• Nilai impor melalui Sumatera Utara bulan Februari 2020 atas
dasar CIF (cost, insurance & freight) sebesar US$317,88 juta, atau turun
sebesar 18,77 persen dibandingkan bulan Januari 2020 yang mencapai US$391,34
juta. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai
impor mengalami kenaikan sebesar 7,07 persen.
• Nilai impor menurut golongan penggunaan barang bulan Februari
2020 dibanding bulan Januari 2020, barang modal turun sebesar 54,93 persen,
bahan baku/penolong turun sebesar 9,64 persen dan barang konsumsi turun sebesar
27,77 persen.
• Pada Februari 2020, golongan barang yang mengalami kenaikan
nilai impor terbesar adalah bahan bakar mineral sebesar US$5,12 juta (11,41%).
Golongan barang yang mengalami penurunan nilai impor terbesar adalah
mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$38,92 juta (-51,40%).
• Nilai impor bulan Februari 2020 dari Malaysia merupakan yang
terbesar yaitu US$62,24 juta dengan perannya mencapai 19,58 persen dari total
impor Sumatera Utara, diikuti Tiongkok sebesar US$61,45 juta (19,33%) dan
Australia sebesar US$24,93 juta (7,84%).